Teknik
pengamanan data dapat menggunakan metoda algoritma enkripsi data. Dalam teknik
pengamanan data kali yang akan diulas lebih lanjut untuk saat ini ialah metode
enkripsi dengan algoritma DES, RSA, SSL, MD5, DESede, PBE, DSA, dan DH
1.1
DES
DES atau Data Standar Encryption termasuk ke dalam algoritma keamanan data.
Sistem keamanan data ini dibagi menjadi dua,yaitu Simple DES dan DES yang telah
dikostumisasi berdasarkan fungsionalitas tertentu. Dalam pembahasan kali ini
akan difokuskan pada algoritma DES sederhana.DES sederhana dikembangkan oleh
Profesor Edward Chaefer Santa Clara University. Algoritma ini dirancang untuk menulis
ke dalam kode tertentu dan menguraikan blok-blok data yang terdiri ats 64 bit.
56 bit diantaranya diacak secara random, kemudian 8 bit sisanya digunakan untuk
mendeteksi eror [1].
Dalam
implementasinya, algoritma Simpel DES ini digunakan untuk gambar chipering
(enkripsi data visual
gambar). Hasil penelitian menunjuukan bahwa tingkat
enkripsi algoritma DES lebih cepat dan kualitas pencitraan
tetap terjaga baik[1].
1.2
RSA
RSA atau Rivest-Shamir-Adleman merupakan algoritma yang digunakan pada enkripsi
dan sistem autentikasi saat menggunakan koneksi internet. RSA ini dikembangkan
oleh on Rivest, Adi
Shamir, dan Leonard Adleman pada tahun 1977.
Algoritma ini melibatkan dua kunci utama yang diperlukan pada saat
terjadi enkripsi/deskripsi data. Kunci yang dimaksud ialah kunci public dan
kunci privat. Kunci public untuk mengenkripsi, sedangkan kunci privat digunakan
untuk mendeskripsikan data. Proses enkripsi-deskripsi menggunakan kedua kunci
tersebut ialah sebagai berikut :
Kunci private digunakan untuk mendekripsi teks yang telah
dienkripsi dengan kunci publik. Jadi, jika pengirim mengirimkan pesan, pengirim
dapat mengetahui kunci publik penerima (bukan kunci private penerima). Dengan
kunci privat yang dimiliki penerima, penerima dapat mendeskripsikan pesan dan
mengautentikasi pengirim bahwa pesan yang dikirimkan benar-benar dari pengirim
yang seharusnya, karena adanya sertifikat digital.
1.3
SSL
SSL atau Secure Socket Layer merupakan metode enkripsi data yang
dikembangkan oleh Netscape. Metode tersebut dirancang untuk memberikan internet security, mendukung beberapa
protocol enkripsi, serta memberikan autentikasi client-server.SSL bekerja pada transport
layer, yakni menciptakan saluran enkripsi data yang aman. SSL merupakan
Protokol berlapis.
Sistem enkripsi data pada SSL ialah
sebagai berikut :
a.
SSL
mengambil data untuk dikirimkan
b.
Data
dipecah ke dalam blok-blok yang teratur,
c.
Pengompresan
data
d.
Dengan
MAC address, dienkripsi
e.
Hasilnya
dikirim ke tujuan
f.
Di
tempat tujuan data dideskripsi
g.
Verifikasi
data
h.
Dekompresi
data
i.
Penyusunan
data kembali
j.
Hasilnya
diterima oleh klien
SSL
berguna untuk mengamankan
protokol-protokol yang tidak aman menjadi aman. SSL menjadi perantara antara pengguna
dengan protokol HTTP dan menampilkannya sebagai https kepada pengguana, seperti
pada media jejaring social facebook.
Cara
kerja SSL ialah sebagai berikut[5] :
a.
Client
membentuk koneksi awal ke server dan meminta koneksi SSL
b.
Bila
server yang dihubungi telah dikonfigurasi dengan benar, maka server ini akan mengirimkan
client public key miliknya
c.
Trusted security sertifikat,
client menambahkan sertifikasi ini ke database.
d.
Client
menggunakan Public Key yang didapatnya untuk men-enkripsi data ke server
e.
Bila
koneksi diterima,atau bila server tidak di-setup untuk menerima sertifikat,
maka server akan men-decode session key yang didapat dari client dengan privete
key milik server dan mengirimkan pesan berhasil ke
client yang dengan demikian membuka
suatu secure data chanel.
SSL
yang telah diimplementasikan saat ini ialah SSLeay dan OpenSSL
1.4
MD5
MD5 atau Message Digest algorithm merupakan algoritma autentikasi. MD5 didesain
olehRon Rivest pada
tahun 1991 sebagai wujud perkembangan untuk menggantikan hash function
sebelumnya, MD4 . Sebuah
hash MD5 biasanya dinyatakan sebagai 32-digit heksadesimal.
Algoritma
otentikasi menghitung intisari dari seluruh data dari pesan, yang digunakan
untuk otentikasi. Biasanya, message digest terdaftar
dengan pihak ketiga yang terpercaya. Digest digunakan oleh penerima untuk
memverifikasi isi pesan. Hal ini juga dapat digunakan untuk
mengenkripsi isi pesan.
MD5 digunakan untuk otentikasi di
sejumlah protokol. Hal ini juga
termasuk sebagai mekanisme enkapsulasi dalam Sipp, IPv6, dan IPv4 . Berikut
ini adalah sebagian daftar protokol atau opsi protokol menggunakan MD5. Beberapa protokol pada daftar ini
memilih MD5 secara eksplisit karena penggunaannya dalam SNMP V2, sehingga
implementasinya dalam banyak router[6] :
a.
SNMP
V2
b.
IPv6
* / IPng *
c.
IPng
ESH * (menggunakan DES)
d.
IPv4
e.
Sipp
* (nenek moyang IPng)
f.
OSPF
*
g.
RIP-II
*
h.
RIPng
*
i.
TCP
j.
SOCKS
V5
k.
WWW
HyperText Transfer Protocol Secure
l.
WWW
yang SimpleMD5
1.5
DESede
DESedeatau
Triple
DES atau 3DES dikembangkan untuk mengatasi kelemahan dalam DES tanpa
merancang baru
cryptosystem. Triple
DES hanya memperluas ukuran kunci DES dengan menerapkan algoritma tiga kali berturut-
turut dengan tiga kunci yangberbeda. Ukuran kunci gabungan dengan demikian 168 bit (3 kali 56), di luar jangkauan
brute force teknik seperti yang
digunakan oleh Cracker DES FPD.
1.6
PBE
PBE
atau Password Based Encryption merupakan sistem pengamanan enkripsi data pada
penggunaan password. Hanya user dengan memiliki password tertentu saja untuk
dapat mengaksesnya. Namun, sistem pengamanan ini, masih tergolong sistem
pengamanan yang jauh dari ideal, artinya untuk pengamanan data, tidak cukup
dengan menggunakan enkripsi password saja. Penggunaan enkripsi ini juga harus
dibarengi dengan penggunaaan sistem atau algoritma pengamanan data yang lain, agar lebih terjamin keamanannya. Mekanisme security nya seperti berikut ini :
a.
Pertama, password diproses
oleh beberapa metode message-digest seperti Secure Hash Algorithm (SHA-1), menghasilkan nilai hash sebagai
simetris kunci.
oleh beberapa metode message-digest seperti Secure Hash Algorithm (SHA-1), menghasilkan nilai hash sebagai
simetris kunci.
b.
Selanjutnya, teks kunci dan polos adalah
input untuk algoritma enkripsi simetris – seperti Blowfish -
menghasilkan sebuah sandi. Ada banyak jenis metode PBE,
tergantung pada pesan tersebut
mencerna algoritma dan algoritma enkripsi simetris.
mencerna algoritma dan algoritma enkripsi simetris.
1.7
DSA
DSA atau Digital Signatur Algorithm. DSA termasuk ke dalam sistem kriptografi
kunci-publik. Meskipun demikian, DSA tidak dapat digunakan untuk enkripsi. DSA
mempunyai dua fungsi utama:
a. Pembentukan sidik digital (signature
generation), dan
b. Pemeriksaan keabsahan sidik digital (signature
verivication).
Sebagaimana halnya pada algoritma kriptografi
kunci-publik, DSA menggunakan dua buah kunci, yaitu kunci publik dan kunci private
Pembentukan sidik digital menggunakan kunci private pengirim, sedangkan
verifikasi sidik digital menggunakan kunci publik pengirim.
DSA menggunakan fungsi hash SHA (Secure
Hash Algorithm) untuk mengubah pesan menjadi message digest yang
berukuran 160 bit.
Contoh implementasi dari algoritma ini
ialah penggunaan the barcode watermarking
system
1.8
DH
DH atau Diffie-Hellman merupakan
metode yang dapat digunakan untuk transaksi data antara dua pihak atau lebih
melalui unsecured network. Algoritma memungkinkan untuk enkripsi teknologi yang
digunakan di Internet saat ini, seperti SSL, SSH, IPSec, PKI. Kelemahan
yang dimiliki metode Diffie Hellman adalah tidak dapat menentukan key yang akan
ditransmisikan dan, diperlukannya konfirmasi dari penerima untuk membentuk
sebuah key.
No comments:
Post a Comment